KOMPARASI TAFSIR KITAB KLASIK DAN TAFSIR DIGITAL BERBASIS CHATGPT TENTANG FENOMENA DEMONSTRASI
DOI:
https://doi.org/10.56997/almabsut.v19i2.2493Abstrak
Abstrak: Artikel ini membahas fenomena demonstrasi dalam perspektif Al-Qur’an melalui komparasi antara tafsir klasik dan tafsir digital berbasis ChatGPT. Kemudahan akses tafsir berbentuk web maupun kecerdasan buatan (AI) menghadirkan pertanyaan kritis mengenai validitasnya: apakah telah sesuai dengan standar penafsiran yang ditetapkan ulama, atau tetap memerlukan verifikasi melalui kitab tafsir primer. Penelitian ini bertujuan menelaah perbedaan dan persamaan penafsiran klasik dan digital ketika diaplikasikan pada tema demonstrasi. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan, dengan memanfaatkan Tafsir al-Ṭabarī, Tafsir Ibn Kathīr, serta respons tafsir digital ChatGPT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tafsir klasik menekankan norma syariat, seperti amar ma‘rūf nahi munkar, larangan fasād (kerusakan), keadilan, dan musyawarah. Demonstrasi dibolehkan bila dilakukan secara damai untuk menegakkan keadilan, namun dilarang bila menimbulkan anarkisme. Sementara itu, ChatGPT menyajikan tafsir dengan bahasa populer, komunikatif, dan kontekstual, sehingga lebih mudah diakses masyarakat. Kesimpulannya, kedua pendekatan memiliki titik temu dalam substansi sama-sama membolehkan demonstrasi damai dan menolak aksi anarkis namun berbeda dalam metode penyajian: tafsir klasik bersifat tekstual-normatif, sedangkan tafsir digital lebih praktis dan kontekstual. Temuan ini menegaskan pentingnya integrasi keduanya dalam menjawab dinamika sosial-keagamaan kontemporer.
Kata kunci: Tafsir al-Ṭabarī, Tafsir Ibn Kathīr, ChatGPT, demonstrasi.
Unduhan
##submission.downloads##


Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Subhan Subhan

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Based on a work at http://iaingawi.ac.id/ejournal/index.php/AlMabsut/.