INTERNALISAI NILAI HUMANIS DI PONDOK PESANTREN INKLUSIF
DOI:
https://doi.org/10.56997/almabsut.v19i2.2454Abstrak
Kekerasan fisik dan verbal yang terjadi di masyarakat menjadi ironi ketika menjangkiti dunia pendidikan, termasuk Pondok Pesantren. Sebagai lembaga pendidikan yang menjunjung inklusivitas, Pondok Pesantren seharusnya menjadi teladan dalam pencegahan kekerasan. Penelitian ini bertujuan mengkaji internalisasi nilai humanis dalam pendidikan di Pondok Pesantren Inklusif dengan pendekatan kualitatif dan studi lapangan. Fokus penelitian adalah lembaga pendidikan PPTQ Radliyatan Mardiyah yang menerima santri berkebutuhan khusus (ABK) maupun non-ABK, mencerminkan prinsip Islam sebagai Rahmatan lil ‘Alamin. Penerapan nilai humanis dilakukan melalui empat pendekatan: membangun ikatan emosional, metode persuasif, keteladanan, dan pembiasaan. Hasilnya, santri menjadi lebih terbuka, memiliki rasa kasih sayang yang tinggi, serta tercipta kepedulian antar sesama tanpa meremehkan. Penelitian ini mempertegas pentingnya pendidikan inklusif sebagai pondasi dalam pembentukan karakter, serta membuka kesadaran akan urgensi memanusiakan manusia di lingkungan pendidikan pesantren. Diharapkan hasil studi ini menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan lainnya dalam menciptakan ruang belajar yang aman, setara, dan penuh kasih.
Unduhan
##submission.downloads##
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Iin Supriyanti

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Based on a work at http://iaingawi.ac.id/ejournal/index.php/AlMabsut/.













