PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN ATMOSFER TERHADAP KETAMPAKAN FAJAR SHADIQ

Authors

  • Nihayatur Rohmah STAI NGAWI

DOI:

https://doi.org/10.56997/almabsut.v8i2.77

Keywords:

Fajar Shadiq, Temperatur dan Kelembaban, Posisi Astronomis Matahari.

Abstract

Penelitian lapangan ini membahas ketampakan fajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya lewat pendekatan fiqih-astronomis yang disajikan dalam bentuk deskriptif-analitis. Fajar shadiq tampak sebagai cahaya putih yang menyebar di sepanjang ufuk karena hamburan sinar Matahari oleh atmosfer Bumi. Fajar shadiq tampak sebagai cahaya berwarna biru, merah atau orange. Ada korelasi antara posisi astronomis Matahari dan penentuan waktu fajar. Penelitian, berkesimpulan bahwa ada pengaruh suhu terhadap sudut posisi Matahari. Kedua variabel tersebut memiliki hubungan berbanding lurus. Tegasnya, jika besarnya suhu atmosfer itu kecil (menurun) maka cahaya fajar akan tampak pada sudut depresi yang rendah, seperti suhu 18.1° Celcius, fajar shadiq tampak pada posisi Matahari -18°02’08’’. Sebaliknya, jika suhu atmosfer itu besar (meningkat) maka cahaya fajar akan terlihat pada sudut posisi Matahari yang tinggi pula, seperti pada suhu 18.9° Celcius maka fajar shadiq tampak pada sudut Matahari -20°52’29’’. Adapun nilai rata-rata (mean) posisi Matahari dengan merujuk pada keseluruhan data pengamatan, maka diperoleh hasil sudut depresi Matahari -18°39’29.4’’. Penelitian ini menguatkan teori bahwa astronomical twilight yang bersesuaian dengan fenomena fajar astronomi mulai terbit ketika Matahari berada pada kedudukan sudut depresi 18o di bawah horizon.


Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Nihayatur Rohmah, STAI NGAWI

STAI NGAWI

References

Al-Alusi, Mahmu>d Ibn Abdillah, tt,Tafsir Ruhul Ma’ani:Fi Tafsir alQur’an al- ’Adzim as-Sab’ul Mat}ani, tt: Da>r al-Fikr.

Al-Bukhairi, Mamduh F & Agus Hasan B,2010, Koreksi awal waktu shubuh, Malang :Pustaka Qiblati

Djamaluddin, T., 2005, Menggagas Fiqih Astronomi, Telaah HisabRukyat dan Pencarian Solusi Perbedaan Hari Raya, cet. I, Bandung: Kaki Langit

Haber, Jorg, Marcus Magnor, Hans-Peter Seidel., tt, Physically Based Simulation of Twilight Phenomena, Germany: MPI Informatik, Saarbr ucken

Halim, Abdul., tt, Penyelidikan Ilmu Falak di IPT: Kajian Atmosfera, Malaysia: Unit Penyelidikan Ilmu Falak dan Sains Atmosfera Universiti Sains Malaysia

Hidayat, Komaruddin & Tarmi, dkk.,2000, Ilmu Astronomi: Islam untuk Disiplin, Jakarta: Dirjen Bimas Depag RI

Miftahi, Molvi Yaqub Ahmed., 2007, Fajar and Isha Times & Twilight, England: Hizbul Ulama UK

Muslim, tt, S}ahi>h Muslim Juz 1, Beirut: Da>r al-fikr

Rachim, A. 1983, Ilmu Falak, Yogyakarta: Liberty

Rizvi, Sayyid Muhammad, 1991, Al-Fajr As-Sadiq: A New Perspective ,

tt: Dar-es-salaam, http://www.baabeilm.org/articles/scientific_fajr.pdf

Robinson, Leif j. 2002, Philip’s: Astronomy Encyclopedia, London: Philip’s

Rusyd, Muhammad Ibn, tt, Bida>yah al-Mujtahid jilid 1, tt: Azzam

Al-Sarakhsi, 1985, al-Mabsu>t}, Beirut: Da>r al-Fikr.

Zamakhsyari>, Ima>m Abi> al-Qa>sim Ja>rullah Mah}mud bin Muhammad., 1995, Tafsi>r al-Kasyayaf (‘an H}aqa>iqi Gawamid}I at-Tanzi>l wa ‘Uyu>ni ‘al-Aqa>wil fi wuju>h at-Ta’wil) , Juz I, Beirut: Da>r alKutub al-‘Ilmiyyah.

Abstract View: 1286,

Published

2014-09-01

Issue

Section

Articles